Latest Update :

Kisah Kisah Para Nabi

 http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSqZUDtsi3bZr4v2bVAdvZ9jgZYhQ249R8mdjud1fowc7oMNcVD-g

Dalam artikel kali ini, penulis akan menyajikan beberapa kisah nabi yang diharapkan mampu memberikan pencerahan bagi para pembaca sekalian. Adapun kisah nabi yang akan penulis ulas ini meliputi kisah Nabi Ilyas, Nabi Ilyasa, Nabi Harun, dan Nabi Yahya. Bagaimana lengkapnya kisah nabi-nabi tersebut? Berikut ulasan singkatnya.

1. Kisah Nabi Ilyas - Garis Keturunan dan Dakwahnya

Nabi Ilyas adalah putra Yasin bin Fanhash bin Al Izhar bin Harun yang mempunyai jalur keturunan dengan Ibrahim. Nabi Ilyas juga termasuk dalam rangkaian Nabi-Nabi Bani Israil. Nabi Ilyas yang diutus Allah Swt berdakwah kepada Bani Israil yang sudah kufur kepada Allah Swt dan mereka banyak yang menyembah berhala. Dalam dakwahnya, Nabi Ilyas selalu mengingatkan dan menasihati kepada kaumnya sebagaimana yang ditirukan Al-Quran apa yang dikatakan Nabi Ilyas kepada kaumnya:
“Patutlah kamu menyembah Ba’la dan kamu ciptakan sebaik-baik pencipta, (yaitu) Allah Tuhanmu dan Tuhan bapak-bapakmu terdahulu.”  (Lihat Surat Ash Shaffat ayat 125-126).

2. Kisah Nabi Ilyasa – Garis Keturunan dan Dakwahnya

Nama asli adalah Azath bin ‘Adi bin Syotlam Afroin bin Yusuf. Beliau adalah salah seorang Nabi-Nabi Bani Israil. Nabi Ilyasa’ melakukan dakwah kepada kaumnya setelah ditinggal mati oleh Nabi Ilyas dan beliau melakukan dakwah kepada penduduk kota Baniyas. Dalam dakwahnya, Nabi Ilyasa mengajak kepada kaumnya agar berpegang teguh pada jalan yang terang yang diridhoi oleh Allah Swt dan mengajak menyembah kepada-Nya. 
Pada masanya, peristiwa dan kesalahan yang terjadi di antaranya banyak raja yang sombong lalu membunuh para nabi-nabi dan mengusir orang yang beriman. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran:
“Maka (Kami lakukan terhadap mereka beberapa tindakan), disebabkan mereka melanggar perjanjian itu, dan karena kekafiran mereka terhadap keterangan-keterangan Allah dan mereka membunuh para Nabi tanpa alasan dan mengatakan: “Hati kami tertutup, “bahkan Allah telah mengunci mata hati mereka karena kekafirannya, karena itu mereka tidak beriman kecuali sebagian kecil dari mereka.” (Lihat Surat An Nisa’ ayat 155).

3. Kisah Nabi Harun – Garis Keturunan dan Dakwahnya

Nabi Harun adalah putra Imran bin Qahith bin Lawi bin Ya’kub bin Ishak bin Ibrahim. Beliau adalah saudara kandung Nabi Musa. Allah Swt telah mengutusnya menjadi rasul bersama Nabi Musa. Karena Nabi Harun mempunyai kelebihan fasih dalam berbicara, mempunyai pendirian yang teguh, maka Allah mengutusnya bersama keluarganya untuk membantu menyampaikan risalah Allah kepda Fir’aun yang berkuasa pada waktu itu. 
Sebagaimana firman Allah:
“Dan saudara Harun dia lebih fasih lidahnya daripada aku, maka utuslah dia bersamaku sebagai pembantuku untuk membenarkan (perkataan)ku, sesungguhnya aku khawatir mereka berdusta”. (Lihat Surat Al Qashash ayat 34).
Ketika Nabi Musa pergi ke bukit Thur umtuk menemui Tuhannya, Nabi Musa minta kepada Nabi Harun untuk menggantikan kepemimpinannya. Sebagaimana firman Allah:
“Dan Musa (memimpin) kaumku, dan perbaikilah, dan janganlah kau mengikuti jalan orang-orang yang berbuat kerusakan”. (Lihat Surat Al A’raf ayat 142).
Setelah ditinggal tersebut, Nabi Harun tidak dapat mengatasi cobaan berat yang menimpa Bani Israil di mana kaumnya menyembah anak lembu yang dibuat oleh Samiri dari tanah bekas telapak kuda Jibril. Setelah Nabi Musa kembali dari Bukit Thur, Nabi Musa marah melihat kaumnya yang berpaling dari Allah Swt dan menyembah kepada patung lembu. Sebagaimana firman Allah Swt dalam Alquran: 
“Dan tatkala musa telah kembali kepada kaumnya dengan marah dan bersedih hati, berkatalah dia: “Alangkah buruknya perbuatan yang kamu kerjakan sesudah kepergianku! Apakah kamu hendak mendahului janji Tuhanmu? Dan Nabi Musa pun melemparkan luluh (Taurat) itu dan memegang (rambut) kepala saudaranya (Harun) sambil menarik ke arahnya. Nabi Harun berkata: “Wahai anak ibuku, sesungguhnya kaum ini telah menganggapku lemah dan hampir-hampir mereka membunuhku, sebab itu janganlah kamu menjadikan musuh-musuh gembira melihatku, dan janganlah kamu masukan aku ke dalam golongan orang-orang yang dzalim.” (Lihat Surat Al A’raf ayat 150).

4. Kisah Nabi Yahya – Garis Keturunan dan Dakwahnya

Nabi Yahya adalah putra Zakariya bin Dan bin Muslim bin Shadu1 bin Hasyban dan masih mempunyai hubungan nasab dengan Nabi Daud yang juga termasuk keturunan Yahudza. Nabi Yahya diutus Allah Swt untuk berdakwah kepada Bani Israil. Nabi Yahya menyampaikan kabar gembira dan berdakwah secara lemah lembut kepada mereka.
Ada lima hal yang diperintahkan Allah Swt kepada Nabi Yahya, di antaranya sebagai berikut.
  • Hendaknya menyembah kepada Allah Swt dan tidak boleh menyekutujannya.
  • Memerintahkan untuk mengerjakan shalat.
  • Melaksanakan puasa karena dengan puasa kita seperti membawa minyak kasturi.
  • Memerintahkan untuk bersedekah.
  • Memerintahkan untuk berdzikir kepada Allah Swt.

5. Kisah Nabi Yunus – Garis Keturunan dan Dakwahnya

Nabi Yunus adalah seorang Nabi yang garis keturunannya dari ibunya Nabi Yunus bin Matta, Matta adalah nama ibunya. Nabi Yunus berasal dari keturunan Bani Israil dari garis keturunan Bunyamin anak Ya’kub. Nabi Yunus adalah seorang rasul yang di suruh aAllah untuk berdakwah kepada penduduk Neon yang menyembah berhala dan mereka mempunyai berhala yang bernama Aystar.
Nabi Yunus yang terus manerus menasihati dan memberi peringatan kepada kaumnya tiada henti-hentinya, namun usaha tersebut tidak membawa hasil, karena mereka semua tidak mau menerima nasihat Nabi Yunus dan mereka tetap saja menyembah kepada berhala. Kemudian, Nabi Yunus mengancam mereka dengan menurunkan azab jika mereka tidak mau beriman.
Setelah lama Nabi Yunus melakukan tugasnya namun tidak ada dari kaumnya yang mau mengikuti, maka Nabi Yunus meninggalkan kaumnya sebelum mendapat perintah dari Allah Swt. Setelah Nabi Yunus keluar dari tengah-tengah kaumnya dan mereka merasa yakin akan datang azab Allah Swt, Allah Swt melimpahkan taubat kepada hati mereka dan mereka menyesali perbuatan mereka, lalu mereka mengenakan pakaian  compang-camping sambil meronta-ronta memohon ampun kepada Allah Swt. Sebagaimana di ceritakan Al-Qur’an: 
“Dan mengapa tidak ada(penduduk) suatu kota yang beriman. Lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain Nabi Yunus ? tatkala mereka (kaum Nabi Yunus) beriman, kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan kami beri kesenangan kepada mereka sampai kepada waktu tertentu”. (Surat Yunus ayat 98).

Nabi Yunus dalam Perut Ikan

Ketika Nabi Yunus keluar di tengah-tengah kaumnya, Nabi Yunus berjalan ke pantai. Setelah di pantai, Nabi Yunus naik sebuah perahu yang sudah penuh penumpangnya, di tengah perjalanan perahu tersebut bergoyang menakutkan, akhirnya pemilik perahu tersebut memutuskan untuk menurunkan salah seorang penumpang dengan cara diundi, ternyata undian tersebut jatuh pada diri Nabi Yunus, lalu pemilik perahu itu melemparkan Nabi Yunus ke laut.
Di tengah laut yang bergelombang besar tersebut, Nabi Yunus di telan oleh ikan yang besar, sementara Nabi Yunus hidup di perut ikan yang gelap gulita itu sambil membaca doa: “Tidak ada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku benar-benar termasuk orang-orang yang menganiaya diri sendiri.”
Setelah membaca doa tersebut, lalu Nabi Yunus diselamtkan oleh ikan tersebut dan dibuang ke tepi pantai. Sebagaimana diceritakan dalam Al-Quran: 
“Sesungguhnya Yunus benar-benar salah seorang rasul, (ingatlah) jika ia lari ke kapal yang penuh muatan, kemudian Dia ikut berundi lalu ia termasuk orang yang kalah dalam undian. Maka ia ditelan oleh ikan yang besar dalam keadaan tercela. Maka kalau sekiranya Dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya Dia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari bangkit. Kemudian, kami lemparkan Dia ke daerah yang tandus, sedang ia dalam keadaan sakit. Dan kami tumbuhkan untuk Dia sebatang pohon dari jenis labu. Dan kami utus Dia kepada seratus ribu orang atau lebih. Lalu mereka beriman, karena itu kami anugerahkan kenikmatan hidup kempada mereka hingga waktu ynag tertentu”. (Lihat Surat Ash Shaffat ayat 139-148).
Share this article :

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan benar..... Jika Admin menemukan komentar yang senonoh akan kami hapus.

kalian sopan kami pun senang

 
Support : Creating Website | My Brother | Google Indonesia
Copyright © 2011. Professortau - All Rights Reserved
Template Created by Professortau Published by Gudang Software
Proudly powered by Free Blogger Template